Verifikasi Bantuan Pompa Air Di Kabupaten Sumba Barat Berlanjut Ke Kecamatan Lainnya
Seperti pada pemberitaan sebelumnya bahwa mendukung astisipasi rawan pangan, maka program bantuan pompa air dilakukan agar petani dapat melakukan kegiatan budidaya padi sawah meskipun mengalami kemarau yang panjang akibat Elnino. Bila pada hari II dilakukan di dua kecamatan yakni Kecamatan Kota Waikabubak dan Kecamatan Wanokaka, maka pada hari ketiga ini tim yang terdiri dari LO Kabupaten Sumba Barat yang juga adalah Penyuluh Pertanian Madya BPSIP NTT (Ir. Onike T. Lailogo, M.Si., Ph.D), Kabid Tanaman Pangan dan Staf PSP-Distan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Barat, KJF Kabupaten Sumba Barat, Babinsa (Serka M. Saidin, Sertu Joaqim Da Costa, dan Kopda Marthen J. Limu) kembali melakukan verifikasi data bantuan perpompaan untuk lahan sawah tadah hujan yang kali ini dilakukan di Kecamatan Tana Righu, sedangkan tim kedua di Kecamatan Lamboya Barat.
Kegiatan konsolidasi data dilakukan di kediaman Ketua Kelompok IYA ATE di desa Lokory. Hadir juga dalam kegiatan tersebut Koodinator Penyuluh Kecamatan Tana Righu (Anderias Robaka Bani, SST) bersama 5 (lima) orang penyuluh BPP Lokory) serta Ketua Kelompok Tani Iya Ate dan beberapa orang anggota kelompok tani tersebut. Alhasil, dari hasil konsolidasi data tersebut diketahui bahwa dari 6 desa yang tertera dalam data pusat hanya 2 desa yang berpotensi untuk mengusahakan lahan sawah tadah hujan yakni desa Lokory (memiliki 2 sumber air berupa mata air) dan Desa Malata (yang memiliki 3 sumber air) , dan selebihnya didominasi oleh lahan kering dimana petani lebih fokus pada penanaman padi gogo.
Demikian juga halnya dengan kegiatan penelusuran di Kecamatan Laboya Barat yang mana karena lokasinya sangat jauh sehingga hanya dapat menjangkau 3 desa yakni Desa Gaura, Patiala Dete dan Harona Kalla dan sumber air berupa aliran sungai. Salam agro standar. (LO Kabupaten Sumba Barat Onike Lailogo)